Senin, 01 November 2010

Bagaimana Mensikapi Musibah dan Bencana?

Senin, 01/11/2010 08:31 WIB
Tiba-tiba kereta senja utama jurusan Jakarta - Semarang, yang berhenti di stasiun Pemalang ditabrak kereta Argo Anggrek, yang menuju Surabaya. Tidak sedikit yang meninggal, sekitar 35 orang yang meninggal, dan puluhan lainnya yang luka.
Lalu, banjir bandang dan longgsor di Wasior-Papua, yang mengakibatkan 100 orang lebih yang meninggalk, dan banyak yang hilang, dan bangunan hancur. Begitu dahsyatnya air bah, yang menimbulkan kerusakan di daerah itu. Belum selesai banjir dan longsor di Wasior, Senin, lalu kota Jakarta lumpuh total, dan di mana-mana hanya genangan air. Selama mulai pukul 18.00 malam, sam;pai menjelang pukul 3.00 dini hari, jalan-jalan mulai agak longgar, dan orang-orang dapat kembali ke rumah masing-masing. Begitu luar biasanya akibat dari banjir yang melanda Jakarta, melumpuhkan seluruh jaringan transportasi.
Pemerintah belum lagi selesai mengevakuasi dan menyelamatkan pendududk di Wasior, dan membenahi akibat banjir di Jakarta, datang gempa dan tsunami di kepulauan Mentawai, yang mengakibatkan ratusan orang tewas, dan ratusan lainnya hilang.
Sementara wilayah yang terkena gempa dan tsunami itu sudah arata dengan tanah.
Tak lama dari peristiwa di kepulauan Mentawai itu, terjadinya peristiwa yang tak kalah dahsyatnya,yaitu meletus gunung Merapi di Jawa Tengahm,yang letaknya di dekat kota Slemen-Yogyakarta. Banyak yang meninggalkan awan panas dan lahar.
Peristiwa musibah dan bencana susul menyusul tanpa henti. Inilah yang menyebabkan mengapa Indonesia sejak tahun 2004, tak pernah lepas dari musibah dan bencana. Semuanya di mulai dari peristiwa yang maha dahsyat, sam;pai mengundangt simpati dunia, yaitu peristiwa gempa dan tsunamii di Aceh.
Maka dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi itu, sejatinya apa maknanya dan bagaimana mensikapinya terhadap semua peristiwa itu?
Allah berfirman :
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa , pastilah Kami akan melimp;ahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS : al-A’raf : 96)
Ayat diatas menyatakan Allan Ta'ala akan membukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi, yatiu bila penduduk sebuah negeri itu beriman dan bertaqwa. Kuncinya mendapatkan keberkahan itu hanya iman dan taqwa. Sebaliknya Allah akan menurunkan azabnya , ketika manusia itu mendustakan ayat=ayatnya.
Firman Allah :
“Maka apakah penduduk negeri –negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?”. (QS : al-A’raf : 97)
Peristiwa-peristiwa bencana alam itu sering kali terjadi di malam hari, saat orang sedang menikmati malamnya, dan kemudian Allah mendatangkan musibah.
Firman Allah :
“Atau apakah penduduk negeri-negeri itu mersa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu siang hari”. (QS : al-A’raf : 98)
Peristiwa bencana juga dapat terjadi di siang hari, di mana manusia sedang melakukan aktivitasnya. Kemudian, Allah menurunkan azabnya.
Firman Allah :
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga). Tiadalah yang meras aman dari azab Allah kecuali orang-orang yangl merugi”. (QS : al-A’raf : 99).
Maka hakekatnya manusia merasa aman dari azab Allah, lalu mereka berbuat lalai dan kerusakan dan kemaksiatan. Inilah yang mengakibatkan turunnya azab .
Friman Allah :
“Dari apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya bahwa kalau Kami menghendaki , tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya, dan Kami kunci hati mati hati mereka , sehingga tidak mendengar (penjelasan) lagi?” . (QS : al-A’raf : 100)
Begitu banyak negeri-negeri di masa lalu, yang dihancurkan akbiat kelalaian penduduknya, dan terjadi di zaman umat nabi-nabi terdahulu yang tidak mau beriman.
Firman Allah :
“Negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagai an dari berita-beritanya kepadamu. Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya.Demikianlah Allah mengunci mati hati mereka orang-orang kafir”. (QS : al-A’raf : 101)
Namun, begitu masih tetap manusia yang tidak mau taat dan tunduk kepada Allah dan mendustakan agama-Nya.
Firman Allah :
“Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji, Sesungguhnya Kamki mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik”. (QS : al-A’raf : 102).
Itulah gambaran Allah Azza Wa Jalla tentang hakikat manusia,. Peristiwa-peristiwa yang membicnasakan manusia telah berulangkali terjadi, tetapi peringatan dari Allah itu, tetap tidak berarti apa-apa, dan manusia tetap ingkar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar